Ini adalah awal dari sebuah perjalanan mewujudkan mimpi banyak orang… mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk berperan serta mewujudkan bumi yang lebih baik
Kapanlagi.com - Artis Shahnaz Haque mengajak para perempuan menjadi kaum mahadaya yang dapat menjadi tokoh inspiratif bagi lingkungan sekitarnya.
"Perempuan Indonesia merupakan manusia yang dapat melahirkan pemimpin masa depan melalui kedigdayaan yang diturunkan kepada anak-anaknya," katanya dalam Tupperware She Can! Road to Empowerment Dialogue di Surabaya, Kamis (24/11/2011).
Menurut dia, perempuan di Tanah Air memiliki potensi menjadi insan yang mampu mencerahkan karena mempunyai ketulusan hati. Selain itu, perempuan Indonesia dapat mendidik anak-anaknya dengan empati dan kasih sayangnya.
"Lalu, dengan kemampuan luar biasa itu mereka dapat memberdayakan diri terhadap sesama dan lingkungannya," ujarnya.
Acara tersebut membagikan kisah inspiratif dari sejumlah tokoh perempuan mahadaya Indonesia, yang memiliki semangat enlighten, educate dan empower. Ada empat tokoh perempuan yang dinilai memiliki kemampuan seperti di atas, yakini Liana Christanty, Mariyani Zaenal, Lulut Sri Yuliani dan Julita Joylita.
"Mereka adalah sosok yang mewakili perempuan di Indonesia yang telah membuka mata banyak pihak. Apalagi, kaum perempuan bisa berperan secara nyata dalam meningkatkan kualitas hidup orang di sekitarnya," kata PR and Communications Manager PT Tupperware Indonesia, Umayanti Utami.
Liana Christanty sebagai contoh, merupakan profil ibu yang merangkul anak-anak jalanan di antaranya pemulung dan pengamen untuk kembali mengenyam pendidikan. Salah satunya, dengan mendirikan sebuah asrama untuk kaum perempuan yang mengalami pelecehan seksual sampai hamil di luar nikah.
"Saya tergerak untuk tidak hanya menjadikan diri sebagai ibu bagi anak-anak kandung tapi ibu bagi anak jalanan yang kurang mendapat perhatian orang tuanya. Semua ini demi kehidupan yang lebih baik," kata Liana Christanty.
Sumber: KapanLagi.com
05.49
No komentar
Gracia Anggraeni
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Kristen Petra
E-mail : gracianugroho@yahoo.com
Abstrak Julita Joylita adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang kemudian menjadi pengrajin eceng gondok yang sukses. Julita Joylita adalah salah satu pelopor pertama kerajinan ini di Surabaya. Julita adalah orang yang mempunyai mimpi besar dan berhasil mewujudkannya. Julita kini telah mempunyai usaha yang bertaraf internasional. Julita juga merupakan orang yang sangat murah hati, dimana dia bersedia mengajarkan cara pembuatan kerajinan secara gratis. Perancangan buku profil ini dibuat untuk memperkenalkan Julita pada masyarakat Indonesia dan memperkenalkan buku profil dengan model yang baru. Desain yang tidak monoton dan fotografi yang indah akan menghiasi buku profil ini.
Kata Kunci : Buku, Profil, Eceng Gondok, Wirausaha
“Sekarang sudah jamannya wanita punya penghasilan sendiri, sudah gak jaman bergantung ke suami itu” begitu tutur wanita bernama lengkap Julita Joylita Wahyu Mumpuni ini. Awalnya Julita hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa, namun karena mimpinya yang besar dan rasa ingin tahu yang sangat tinggi dia sekarang bisa menjadi pengusaha kerajinan eceng gondok yang besar. Bermula dari diri sendiri, hingga bisa membantu orang lain dengan mengajarkan cara pembuatan kerajinan eceng gondok. Dimana Julita mengajarkan kepada ibu-ibu rumah tangga lainnya supaya bisa berpenghasilan sendiri dan sekaligus nilai ekonomi. Julita telah menjadi salah satu pelopor kerajinan eceng gondok ini. Hingga saat ini prestasi yang telah dicapai Julita juga sudah sangat banyak. Hasil kerajinan Julita juga telah sampai hingga ke manca negara, contohnya seperti jepang, belanda, dll.
Julita Joylita Wahyu Mumpuni, biasa dipanggil Julita ini lahir di Malang, 19 April 1969. Istri dari Ir. Universitas Kristen Petra 7 Herman Oktaviano Ratulangi ini telah mempunyai dua orang anak perempuan, Michele dan Natasha. Julita mempunyai hobby yang unik yaitu hobby untuk berbisnis dan menyenangkan orang lain. Meskipun hanya lulusan SMA, namun saat ini kiprahnya dalam dunia kerajinan sudah sangat mendunia. Motto Julita dalam hidupnya adalah ‘You can’t lose, if you help other to win”.
Julita memulai usaha kerajinan eceng gondok ini pada tahun 1994. Saat itu Julita baru saja pindah dari Malang ke Surabaya untuk mengikuti suaminya. Karena belum tau banyak tentang Surabaya, keseharian Julita saat itu hanyalah membersihkan rumah dan mengurus suami dan anaknya. Namun ketika suaminya sudah berangkat bekerja dan anaknya sudah pergi ke sekolah, sudah tidak ada lagi pekerjaan yang dikerjakan. Oleh karena itu Julita memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Ternyata di dekat perumahannya terdapat waduk tanpa nama yang cukup besar. Disana dia melihat tumbuhan eceng gondok yang unik dan sangatlah banyak. Karena rasa penasaran dan ketertarikan tersebut, Julita bertanya kepada petani yang sedang bekerja disana, siapakah pemilik dari tumbuhan eceng gondok ini. Tanpa diduga, ternyata tanaman ini tidak ada pemiliknya dan akhirnya petani tersebut memberi Julita beberapa tanaman eceng gondok tersebut.
Sumber: media.neliti.com
05.14
No komentar